belajar di mulai sewaktu kecil dan tak akan habis di masa tua

belajar di mulai sewaktu kecil dan tak akan habis di masa tua
belajar di waktu pembibitan,,

Jumat, 08 Januari 2010

strategi menghadapi krisis

Hampir semua organisasi pernah mengalami krisis, wajar kalau kemudian sekarang ini timbul kesadaran dari pimpinan organisasi bahwa mereka memerlukan kesiapan tersendiri untuk menghadapi krisis, terutama yang berkaitan dengan media relations atau hubungan dengan pers. Kesadaran seperti ini, juga dapat diartikan sebagai peluang yang baik bagi para praktisi PR di organisasi-organisasi.


Seperti diketahui, kemajuan teknologi media, akan dengan mudah dan cepat menyampaikan informasi krisis ke seluruh penjuru. Berita mengenai krisis, isu miring, atau pun berita negatif akan dengan cepat menyebar ke mana-mana. Teknologi internet yang kini menjadi bagian dari kehidupan kita menyebabkan mudahnya memperoleh informasi.

Penyebab terjadinya krisis adalah karena keterbatasan manusia mengatasi berbagai tuntutan lingkungan atau kegagalan teknologi tinggi. Beberapa contoh, memperlihatkan hal tersebut kepada kita. Musibah lainnya yang dapat menyebabkan krisis adalah pemogokan masal, kebakaran, kecelakaan, ancaman pengambilalihan perusahaan, peraturan baru yang merugikan, skandal, resesi ekonomi, dan sebagainya.

Pada dasarnya ada dua macam kemungkinan krisis. Pertama, yang bisa diperhitungkan, dan kedua, yang tidak bisa diperhitungkan. Yang bisa diperhitungkan, berkaitan erat dengan karakteristik atau bidang kegiatan yang digeluti oleh suatu organisasi. Sedangkan yang tidak bisa diantisipasi adalah krisis eksternal yang juga sama-sama berbahaya.

Organisasi perlu membentuk tim manajemen krisis yang permanen dan ramping, agar mereka dapat selelu berkomunikasi. Bila terjadi krisis, tim ini harus mengambil inisiatif dan memberikan respon pertama untuk menjelaskan kepada publik, jangan sampai tim merespon akibat pertanyaan pers. Upaya menutup-nutupi krisis bisa berakibat fatal, misalnya pers semakin aktif menurunkan tim investigasinya untuk mengorek krisis lebih dalam.

Tugas utama yang harus dilakukan oleh tim krisis adalah melakukan identifikasi krisis dan menentukan langkah-langkah apa yang harus dilakukan. Semua tim harus bisa menjelaskan pesan-pesan komunikasi yang sudah disepakati. Tim manajemen krisis harus menghindari pernyataan off the record, karena dia benar-benar menguasai masalahnya. Baik sekali kalau diterbitkan buku petunjuk penanggulangan krisis.

Ada hal penting yang diingat oleh praktisi PR, soal pers, dalam situasi krisis, yaitu :

· Pers beranggapan bahwa berita buruk adalah berita yang baik bagi pers.

· Pers seperti burung pemakan bangkai, akan mencecar korban dengan pertanyaan-pertanyaan yang bisa memojokkan

Dalam konteks tersebut, penting untuk diketahui bagaimana strategi berhubungan dengan media yang baik. Karena hal demikian akan menjadi salah satu kunci penting, bagaimana PR dapat mengambil peranannya dengan baik.

Selain pers, stakeholder lainnya juga penting untuk dihadapi secara khusus. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan krisis pasti akan diajukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Tim juga harus bisa menjelaskan hal yang sama kepada stakeholder.

Untuk memuluskan program PR, bisa pula dihadirkan pihak ketiga yang dianggap kompeten dan netral. Pihak ketiga ini bisa perorangan maupun organisasi yang dianggap bisa memberikan opini yang independen, namun menguntungkan.

Disinilah peranan lobbying yang seharusnya selalu dilakukan oleh PR menjadi sangat berarti. Hubungan baik dengan pihak tokoh masyarakat, para pengamat, LSM, karyawan berpengaruh, dapat menjadi pihak ketiga yang penting untuk memuluskan program PR, baik sebagai nara sumber pers, atau pun menjelaskan kepada publik mengenai masalah yang terjadi.

Dengan demikian, PR dapat berperan sebagai penarik dan penilai kesimpulan atas opini, sikap serta aspirasi dari berbagai kelompok masyarakat (internal dan eksternal) yang terkena dampak kegiatan PR. Selain itu, PR dapat juga mengajukan usul atau saran kebijakan atau etika perilaku tertentu yang akan menyelaraskan kepentingan klien dengan kelompok masyarakat tertentu. Juga, PR dapat merencanakan dan melaksanakan rencana janga pendek, menengah, dan panjang untuk menciptakan dan meningkatkan pengertian dan pemahanan terhadap objek, kegiatan, metode dan masalah yang dihadapi.

Pentingnya peranan PR dalam menghadapi isu atau krisis jelas tidak bisa diragukan lagi. Tidak bisa dibayangkan bagaimana jadinya bila organisasi mengalami krisis dan diisukan negatif, tapi tidak ada sfat PR yang menanganinya. Pasti isu akan semakin berkembang dan krisis akan semakin membesar.

Philip Kotler memasukkan humas dalam konsep Mega Marketing, intinya bangunlah citra melalui PR. Tanpa citra yang baik, organisasi akan dibenci dan produknya tidak laku. Tugas PR memang sangat luas, dari menjembatani komunikasi antara perusahaan dengan masyarakat, menjabarkan misi perusahaan lewat company profile, menggunakan pers untuk publisitas, meluncurkan opini lewat public figure, dan sejumlah peran lainnya.

Bahkan karena banyak berurusan dengan opini dan persepsi publik, PR juga digunakan untuk menyelamatkan nama baik perusahaan. Tugas PR bisa juga meluruskan opini yang keliru tentang suatu institusi.

Minggu, 03 Januari 2010

Di samping terdapat peningkatan profesi PR yang tidak diragukan lagi , terdapat pula pertanyaan penting mengenai PR seperti kasus politik di inggris "Jo moore" yang mengakibat kan reputasi PR tercemar bahkan ketidakpercayaan terhadap politik dan berdampak buruk demokrasinya .
Terdapat banyak pertanyaan oleh masyarakat tentang etika melobi ,entah benar tidak ada pendapat populer yang menyatakan Bahwa orang2 kaya serta penguasa telah mempekerjakan pelobi profesional untuk mempengaruhi legitimasi proses pengambilan keputusan dalam profesi yang berlebihan.
PR di dunia bisnis pun mendapat kritikan ,komunikator di anggap membenarkan ap yang tidak di benarkan sepperti peningkatan gaji para eksekutif yang tinggi pada saat bisnis sedang seret,,,atau keputusan bisnis yang pada dasarnya murni mencari keuntungan namun di sembunyikan dengan alasan lain, masalahnya adalahkomunikqtor itu memiliki kepentingan dengan keputusan bisnis yang dibuat , sehingga integritas mereka dipertanyakan.
Itu sebagian tentang reputasi PR, ada lagi lainnya seperti PR sebagai pemasaran produk yang terkadang tidak bertanggungjawab serta mempromosikan selebritis yang sombong dan serakah .

Lalu apa pengeruh nya terhadap industri PR? timbul pertanyaan penting

- Apakah PR benar merupakan profesi ?
- Apakah PR menyangkut propoganda dan "pemelintiran" ?
- Apa yang menjadi etika industri PR ?
- Apakah PR hanya melayani yang kaya dan berkuasa atau masyarakat secara keseluruhan ?
- Bagaimana bisa di satu sisi PR mengurusi hal-hal kecil, namun disisi lain menjadi dewan direksi ?
- Adakah klien serta kasus yang harus di tolak ?
Dengan kata lain legitimasi PR masih kurang semua ini merupakan pertanyaan yang tidak bisa dihindarkan dan menuntut penyelesaian

Setelah memperoleh gambaran tentang industri PR ini saya menambahkan landasann yang mempengaruhi praktek PR:

- Globalisasi

- tekhnologi informasi
- interdependensi
- pluralisme
- konsumerisme dan individualisme
- media

Masalah kunci
yang menghadang industri PR yaitu tentang gambaran keseluruhan perkembangan industri PR , saat ini masih belum jelas apakah PR sebagai profesi atau hanya sebagai keahlian (keterampilan) , masalah manusiawi yaitu menuntut sikap profesionalisme nya terhadap berbagai masalah baik individu maupun kelompok , masalah praktek PR yaitu kendala yang meliputi pengevaluasian, disagregasi, nilai uang, hak intelek, transparansi, IT, dll.

Jumat, 01 Januari 2010

Praktek Public Relations (PR)

Sebelum saya membahas praktek publik relations mari kita mengenal ruang lingkup atau hubungan mengenai PR.
PR mempunyai hubungan atau batas kegunaannya dengan komunikasi dan kegiatan dimana dengan bersatu nya kedua kata itu kita dapat menguasai ilmu public relations.

Di sini saya akan membicarakan praktek PRyang bersumber dari Buku Publik Relations dalam Praktek disusun oleh Anne gregory yang mempunyai isi ;

- PR dalam praktek;situasi abad 21

- komunikasi pemasaran
- komunikasi internal
- PR keuangan
- PR business to business
- hubungan pemerintah lokal
- PR dalam organisasi
- mengkomunikasikan tanggung jawab
- PR sektor jasa

Di sini saya hanya membahas Situasi PR di Abad sekarang (21) , Komunikasi pemasaran , PR keuangan kenapa bisa begitu ??? #@$%^^ karena adanya saling keterkaitan dan sebagai media utama pembelajaran untuk mandiri dan bergaul di lingkungan sekitar,,,hehe kira-kira begitu

1. PR dalam praktek :Situasi Abad 21
Dalam kajian ini kita harus mempunyai tindakan yang dinamis ,bergerak cepat, dan selalu berkembang untuk menggambarkan abad ini dikarenakan semakin tumbuh pesatnya industri-industri yang semakin banyak persaingan profesi dalam berbagai bidang termasuk PR.
Saya membahas PR yang sudah mengindustri menurut "Institut of Public Relations Inggris" telah berkembang pesat hingga 17% per tahun termasuk saya ....heheheh.... dan secara global industri ini berkembang dan barnilai 3 miliar pound angka yang fantastis ...bukan hanya organisasi global serta konsultan PR saja yang menempatkan mereka ke seluruh dunia namun industri PR juga merespon tantangan komunikasi di lingkungan mereka sendiri pembentukan"Global Alliance of Public Relations Institutes" pada tahun 2002 tidak di karenakan pertumbuhan dari komunikasi global serta institute di seluruh dunia, namun juga akibat perlunya sebuah organisasi mempromosikan serta mengatur profesi PR.
Di samping terdapat peningkatan profesi PR yang tidak diragukan lagi , terdapat pula pertanyaan penting mengenai PR seperti kasus politik di inggris "Jo moore" yang mengakibat kan reputasi PR tercemar bahkan ketidakpercayaan terhadap politik dan berdampak buruk demokrasinya .
Terdapat banyak pertanyaan oleh masyarakat tentang etika melobi ,entah benar tidak ada pendapat populer yang menyatakan Bahwa orang2 kaya serta penguasa telah mempekerjakan pelobi profesional untuk mempengaruhi legitimasi proses pengambilan keputusan dalam profesi yang berlebihan.
PR di dunia bisnis pun mendapat kritikan ,komunikator di anggap membenarkan ap yang tidak di benarkan sepperti peningkatan gaji para eksekutif yang tinggi pada saat bisnis sedang seret,,,atau keputusan bisnis yang pada dasarnya murni mencari keuntungan namun di sembunyikan dengan alasan lain, masalahnya adalahkomunikqtor itu memiliki kepentingan dengan keputusan bisnis yang dibuat , sehingga integritas mereka dipertanyakan.
Itu sebagian tentang reputasi PR, ada lagi lainnya seperti PR sebagai pemasaran produk yang terkadang tidak bertanggungjawab serta mempromosikan selebritis yang sombong dan serakah .

Lalu apa pengeruh nya terhadap industri PR? timbul pertanyaan penting

- Apakah PR benar merupakan profesi ?
- Apakah PR menyangkut propoganda dan "pemelintiran" ?
- Apa yang menjadi etika industri PR ?
- Apakah PR hanya melayani yang kaya dan berkuasa atau masyarakat secara keseluruhan ?
- Bagaimana bisa di satu sisi PR mengurusi hal-hal kecil, namun disisi lain menjadi dewan direksi ?
- Adakah klien serta kasus yang harus di tolak ?
Dengan kata lain legitimasi PR masih kurang semua ini merupakan pertanyaan yang tidak bisa dihindarkan dan menuntut penyelesaian

Setelah memperoleh gambaran tentang industri PR ini saya menambahkan landasann yang mempengaruhi praktek PR:

- Globalisasi

- tekhnologi informasi
- interdependensi
- pluralisme
- konsumerisme dan individualisme
- media

Masalah kunci
yang menghadang industri PR yaitu tentang gambaran keseluruhan perkembangan industri PR , saat ini masih belum jelas apakah PR sebagai profesi atau hanya sebagai keahlian (keterampilan) , masalah manusiawi yaitu menuntut sikap profesionalisme nya terhadap berbagai masalah baik individu maupun kelompok , masalah praktek PR yaitu kendala yang meliputi pengevaluasian, disagregasi, nilai uang, hak intelek, transparansi, IT, dll.




2.Komunikasi Pemasaran

Disini menjelaskan bahwa orang lebih mudah menjelaskan hal yang tidak dilakukan. Demikian juga dalam pemberian definisi tidak jelas batasannya. Public Relation memanfaatkan keahlian berbagai bidang ilmu seperti, pemasaran yang terkadang saling tumpang tindih. Disatu sisi, hal ini merupakan kekuatan, namun disisi lain ketika harus memberikan definisi yang tepat tentang apa sebenarnya PR, ini merupakan suatu kelemahan karena akan timbul berbagai interpretasi yang subjektif.

Apa itu pemasaran?

Pemasaran dapat didefinisikan dengan berbagai cara. Para non-pasar mendefinisikan sebagai iklan dan promosi, sementara para pemasar menganggap definisi itu terlalu sempit. Para pemasar melihat pemasaran sebagai keseluruhan aktifitas dari sebuah usaha atau organisasi dimana tujuannya dicapai dengan terlebih dahulu apa yang menjadi tujuan pelanggan .
Peran pemasaran dalam organisasi sangatlah penting, selain mempromosikan dapat juga menjadi bagian dari jantung organisasi seperti, mengelola, interface citra organisasi, dan menyaring identitas organisasi agar citra perusahaan tidak buruk di masyarakat.
Kontribusi Public Relation dalam baruan pemasaran sangatlah sederhana, yaitu mengkomunikasikan pesan-pesan kunci kepada audiens yang menjadi target dalam matarantai pemasaran. Untuk mempengaruhi perilaku pembelian, hal yang sama berlaku untuk semua disiplin ilmu komunikasi pemasaran. Perbedaan yang utama antara Public Relation dengan semua bentuk komunikasi pemasaran lain, yaitu unsur eksternal atau pengesahan pihak ketiga, seperti komentar positif media kesaksian pelanggan yang puas atau riset independen oleh perkumpulan tertentu, seperti Consumer Association. Pengesahan itu memiliki dampak yang kuat terhadap audiens dalam hal kredibilitas.

Karena memperoleh kredibilitas melalui pengesahan pihak ketiga, Public Relation dapat:
-menciptakan linkungan pasar
-meningkatkan visibilitas / share of voice
-menginformasikan dan mendidik pelanggan
-mempengaruhi perdagangan
-mendukung daya jual
-memberi pengaruh / membentuk opini
-perluas promosi
-perkuat iklan
-mengeksploitasi sponsorship
-mengelola permasalahan, dan
-menahan krisis